TUGAS
INDIVIDU
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
( Makalah Ini Ditunjukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar )
Disusun Oleh :
IRWAN
F38007045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2009
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puij syukur kehadirat Allah Swt, atas rahmnat taufik dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, walaupun banyak
rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah tidak melunturkan semangat penulis
dalam menyusun makalah ini. Makalah ini berjudul manusia
sebagai mahluk sosial yang bertujuan agar kita mengetahui bagaimana
perkembangan manusia sebagai mahluk sosial.
Ucapan terima kasih penulis haturkan
kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar yakni
Bapak Drs. Andy Usman, M,Pd, dengan ketulusan dan keikhlasan hatinya yang
selalu membimbing penulis dengan satu tujuan agar penulis kedepannya dapat
berguna bagi masyarakat Bangsa dan Negara. Tidak lupa terima kasih juga penulis
haturkan kepada teman-teman mahasiswa lainnya yang selalu mengisi masa luang
penulis, tempat dimana penulis mengungkapkan permasalahan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari kata dan penyusunanya, untuk
itu kritik dan saran sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya. Sekian Terima Kasih.
Pontianak,
Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab 1 Pendahuluan 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Masalah 2
C.
Tujuan 2
D.
Manfaat 2
Bab 2 Manusia
sebagai Makhluk Sosial 3
A.
Pengertian 3
B.
Pentingnya Hidup Bermasyarakat /
Bersosialisasi 5
C.
Terlahirnya sebagai Makhluk Sosial 5
D.
Permasalahan Sosial di Lingkungan Sekitar 7
E.
Pendekatan dalam Motivasi Masalah Sosial 8
F.
Karakteristik Manusia sebagai Makhluk Sosial 9
Bab 3 Penutup 12
A.
Kesimpulan 12
B.
Saran 12
Daftar Pustaka 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masyarakat di Indonesia
pada umumnya masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tata krama sehingga
dalam kehidupan sehari- hari masyarakat masih ada rasa gotong royong yang
tinggi. Masyarakat yang memiliki budaya yang menjadi kebanggaan bangsa telah
terbukti membawa masyarakat ini dikenal dengan sopan santun yang tinggi dan
ramah.
Keinginan untuk memberikan ilmu pengetahuan sebanyak
mungkin kepada rekan mahasiswa merupakan dorongan bagi kami untuk berbagi
disamping penyelesaian tugas makalah kepada kami, Karena dalam kehidupan sehari
– hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita pergi ke kampus
atau ketempat lain, kita tidak bisa seenaknya berpakaian menurut kehendak kita.
Sehingga kita harus tunduk pada aturan atau kebiasaan yang wajar di masyarakat
atau pun di dalam ruangan kampus. Dalam hal ini kami akan memberikan sedikit
banyak penjelasan akan hal tentang manusia sebagai mahluk sosial. Dimana kami
akan menjelaskan mengapa dan bagaimana interaksi manusia sebagai mahluk sosial.
Dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 1 butir e dikemukakan bahwa: “Pendidikan dan
tenaga kependidikan berhak memperoleh kesempatan menggunakan sarana, prasarana,
dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas”. Pasal
ini dipertegas oleh kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang
dalam Pasal 40 ayat 2 butir a yang menyatakan bahwa pendidik berkewajiban
“menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis”.
Sehingga interaksi belajar monolog dan
komunikasi satu arah tidak lagi merupakan model pembelajaran semacam ini,
karena sifatnya yang indoktrinatif dapat menghalang aktivitas dan kreativitas
mahasiswa sehingga menjadikannya pribadi yang pasif.
B.
Masalah
1.
Apa kah manusia sebagai makhluk sosial ?
2.
Siapa yang berperan sebagai makhluk sosial ?
3.
Sejak kapan manusia sebagai makhluk sosial ?
4.
Di mana permasalahan manusia sebagai mahluk
sosial ?
5.
Mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial
?
6.
Bagaimana karekteristik manusia sebagai makhluk sosial ?
C.
Tujuan
Dalam hal ini agar kita bisa memahami apa pengertian
manusia sebagai mahkluk sosial, siapa yang berperan sebagai makhluk sosial,
kapan manusia di katakana sebagai makhluk sosial, dimana permasalahan manusia
sebagai mahluk sosial, mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dan bagaimana
karekteristik manusia sebagai makhluk sosial.
D.
Manfaat
Pentingnya mempelajari manusia sebagai mahluk sosial
supaya dapat menciptakan keharmonisasian manusia sebagai mahluk sosial yang
lebih baik dan nantinya dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
membangun dan memajukan pendidikan Indonesia yang bermutu tinggi dengan
berdasarkan pancasila.
BAB II
MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL
A.
Pengertian
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
Selain sebagai mahluk pribadi, dalam diri manusia juga melekat hakekat
tanggung jawab sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, sunatullah bagi
manusia bahwa satu dengan yang lain saling membutuhkan, karena tidak ada
pemenuhan kebutuhan hidup manusia dapat mereka penuhi sendiri, satu dengan yang
lain saling bergantung.
Dalam hal ini, tentunya
dituntut adanya relasi antar sesama yang harmonis diantara semua pihak
tersebut. Bagi seseorang yang telah memahami akan keberadaan dirinya tersebut
ditengah-tengah masyarakat tentunya akan berperan aktif dalam setiap kesempatan dalam rangka membangun relasi
dengan sesama tersebut.
Cooley memberi nama looking-glass
self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh orang lain. Maka
menurut Cooley diri seseorang memantau apa yang dirasakannya sebagai tanggapan
masyarakat terhadapnya.
Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama
seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada
tahap kedua seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Salah satu teori peranan dikaitkan dengan sosialisasi
oleh teori George Herbert Mead. Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan
secara bertahap melalui unteraksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead
pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap-tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized
other.
Menurut Mead setiap anggota baru masyarakat harus
mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. Sosialisasi adalah suatu
proses dimana didalamnya terdapat pengambilan peranan (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui
peranan yang harus dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang
lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat
berinteraksi dengan orang lain.
Dari uraian pendapat diatas, dapat kami simpulkan bahwa
yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia itu tidak bisa
hidup sendiri, pasti membutuhkan orang
lain, dari lahir sampai mati juga tetap memerlukan bantuan dari orang lain
(tidak terbatas pada keluarga/saudara/teman) karena itu manusia diciptakan
berpasangan dan berbeda-beda untuk saling melengkapi dan menolong.
B.
Pentingnya
Hidup Bermasyarakat / Bersosialisasi
Pentingnya manusia untuk hidup bermasyarakat karena
manusia adalah makhluk sosial, mereka berinteraksi dengan orang lain. Tidak
selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang menimbulkan hal-hal
lain yang negatif. Dalam hubungan antar anggota dan kelompok masyarakat, kita
sering dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial karena beberapa alasan, yaitu:
·
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
·
Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian
dari orang lain
·
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain
·
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup
di tengah-tengah manusia
·
manusia
itu di tuntut untuk saling membutuhkan, satu sama lain.
C.
Terlahirnya
sebagai Makhluk Sosial
Dalam kehidupan sehari - hari
kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Selama manusia hidup ia tidak akan
lepas dari pengaruah masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang
lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri
dari pengaruh orang lain dan manusia itu di tuntut untuk saling membutuhkan, satu sama
lain.
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, juga dikarenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Manusia dikatakan juga sebagai makhluk sosial, karena
manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan pertolongan manusia
lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika ia lahir, ia tidak bisa
mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan orang lain. Begitu juga halnya Bagaikan penumpang kapal (kapal jaman dulu, yang belum canggih), ada yg di atas (tribun) dan ada yang di bawah. Kalau penumpang yang di bawah perlu air, maka ia bakal naik ke atas, dan ini
berarti harus melewati penumpang lainnya. Kalau penumpang lain keberatan dilewati penumpang yang bawa - bawa wadah air naik - turun, maka bisa - bisa penumpang
bawah tadi ambil jalan pintas: melobangi dinding kapal saja, tidak usah naek - turun lantai dan pakai dicemberutin penumpang
lainnya lagi. Lalu apa yg terjadi, kalau demikian?kapal akan karam. Berbeda dengan hewan,
jerapah misalnya, ketika binatang ini lahir hanya dalam hitungan menit ia sudah
bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti induknya. Karena untuk mempertahankan
hidupnya hewan dibekali dengan insting yang dibawa sejak lahir yang diperoleh
bukan melalui proses belajar.
Manusia berbeda dengan hewan, manusia sangat terbatas.
Ketika bayi lahir misalnya, ia hanya memiliki insting menangis. Manusia
memiliki potensi akal untuk mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada
dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di
tengah-tengah manusia.
D.
Permasalahan
Sosial di Lingkungan Sekitar
Permasalahan sosial ini akan diklasifikasikan ke dalam
tiga aspek, yaitu masalah sosial dalam lingkup lokal, masalah sosial dalam
lingkup nasional, dan masalah sosial dalam lingkup internasional.
·
Masalah–masalah sosial dalam lingkup lokal
adalah masalah–masalah yang dialami oleh seseorang maupun sekelompok orang
dalam interaksinya dengan orang lain atau masyarakat. Masalah–masalah sosial
ini dapat berupa, kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, kenakalan remaja,
masalah keluarga, pengangguran, pelnggaran terhadap norma–norma masyarakat, dan
sebagainya.
·
Masalah–masalah sosial dalam lingkup nasional
adalah masalah–masalah sosial yang dialami oleh sekelompok orang atau
masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Namun akibatnya akan dirasakan oleh
seluruh bangsa dalam suatu wilayah negara. Sebagai contoh, masalah kemiskinan,
pengangguran, kependudukan, lingkungan, konflik sosial yang akan berakibat pada
perpecahan bangsa atau disintegrasi bangsa.
·
Masalah–masalah sosial dalam lingkup
internasional adalah masalah–masalah sosial yang terjadi dalam suatu wilayah
negara, namun akibatnya akan dirasakan
oleh negara-negara lain. Jadi bukan hanya negara yang bersangkutan saja yang
akan merasakan akibatnya, tapi juga akan berdampak lebih luas sampai ke negara–negara
lain. Masalah–masalah dalam lingkup internasional ini misalnya, masalah
lingkungan, terorisme, dan sebagainya.
Apabila kita cermati lebih jauh, maka sebetulnya antara
masalah sosial yang satu dengan masalah sosial yang lain itu saling berkaitan,
karena dari masalah yang satu bisa menimbulkan masalah yang lain. Selain itu
antara masalah sosial dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional pun juga
saling berkaitan. Artinya masalah sosial dalam lingkup lokal bisa menjadi
masalah nasional, dan masalah sosial dalam lingkup nasional pada suatu saat
bisa menjadi masalah sosial dalam lingkup internasional.
E.
Pendekatan
dalam motivasi Masalah Sosial
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, yaitu:
·
Pendekatan ekologi
·
Pendekatan sistem
·
Pendekatan interdisipliner / multidisipliner
Konsep motivasi yang
dijelaskan oleh suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut :
1. Model Tradisional
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam
bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya
Manusia
Pegawai dimotivasi
oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Manusia sebagai mahluk
sosial di karnakan dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup tanpa orang
lain. Secara langsung ataupun tidak langsung, kita akan selalu membutuhkan
keberadaan orang lain, biarpun dia hanya seorang tukang ojek (apalagi kalau lagi hujan dan becek) makanya setiap
orang harus berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
F.
Karakteristik
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial
itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa pada
individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
·
Dorongan untuk makan
·
Dorongan untuk mempertahankan diri
·
Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu
dalam perkembangannya sebagai makhluk sosial dimana antar individu merupakan
satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi
antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai
kecenderungan social untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat
kehidupan masyarakat yang terdiri dari:
·
Permainan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana
manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga
dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan
·
Penghematan tenaga dimana ini adalah
merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari
manusia sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif
dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas
didalam ikatan kelompok tetapi juga
terjadi didalam khidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas
bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi
untuk membentuk dirinya sendiri melalui proses meniru. Sehingga secara jelas
bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubungannya dengan
makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi
interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
·
Tekanan emosional
ini sangat mempengaruhi
bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
·
Harga diri yang rendah
Ketika kondisi seseorang
berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang
tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang
yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
·
Isolasi sosial
Orang yang terisolasi harus
melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk
sebuah interaksi yang harmonis.
Adapun teori – teori yang menyatakan bahwa manusia
sebagai mahluk sosial yaitu:
- Teori Motivasi Klasik
Frederik Winslow
Taylor yang mengemukakan teori motivasi klasik, teori ini berpendapat bahwa
manusia mau berkerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya,
berbentuk uang atau barang dari hasil kerjanya.
- Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow yang
mengemukakan teori hierarki kebutuhan, teori ini berpendapat bahwa seseorang
mau bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan dan
kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang.
Manusia pada
hakekatnya adalah mahluk sosial, sehingga mereka mempunyai kebutuhan sosial
sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan
perasaan diterima oleh orang lain
2. Kebutuhan akan
perasaan dihormati
3. Kebutuhan untuk
berprestasi
4. Kebutuhan untuk ikut
serta
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia dapat dikatakan
sebagai makhluk sosial karena manusia tunduk pada aturan dan norma
sosial,perilaku manusia mangharapkan suatu penilaian dari orang lain,manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain dan potensi manusia
akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia atau pun didalam
masyarakat.
B.
Saran
Mudah - mudahan dengan
membaca dan mengerti apa isi kandungan makalah ini, maka diharapkan
kepada rekan mahasiswa agar dapat lebih memahami tentang kedudukan manusia
sebagai makhluk sosial. Sehingga nantinya tercipta keselarasan, keharmonisan
dan keserasian antar manusia sebagai makhluk sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi.
E. M, Hakam. Kama. A, Effendi. R, (2005). Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar: Kencana, Bandung
Caray
.
(2008). Konsep dan teori Motivasi. blogspot/com.